ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK STUDI KASUS : PEMBUATAN SKCK PADA POLSEK CIBITUNG(angga dan syahrul)

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Teknologi   informasi   sudah
merambah semua bidang, mulai dari
bidang   ekonomi,   sosial,   budaya,
politik   bahkan   bidang   medis.   Salah
satu yang bidang yang juga terambah
adalah   bidang   yang   bergerak   pada
pelayanan   masyarakat   yaitu
Kepolisian.  Mulai   dari   pembuatan
Surat Izin Mengemudi (SIM) sampai
dengan   pembuatan   STNK   secara
online.   Namun   ada   satu   pelayanan
yang belum terambah oleh teknologi,
yaitu   pembuatan   Surat   Catatan
Kepolisian   (SKCK)   yang   dahulu
bernama   Surat  Keterangan   Kelakuan
Baik (SKKB). Salah satu Kepolisian
yang   menyelenggarakan   jasa
pembuatan   SKCK   adalah   Kepolisian
Sektor (Polsek) Cibitung.
Permasalahan   yang   ada   pada
proses pembuatan SKCK pada Polsek
Cibitung adalah sistem yang tersedia
atau ada saat ini kurang mendukung
jalannya   pembuatan   SKCK   secara
efektif   dan   efisien   sebab   sistem
pembuatan   masih   dilakukan   secara
manual   dan   data   pemohon   tidak
disimpan   dalam   satu   penyimpanan
khusus.   Data-data   tersebut   disimpan
dalam   satu   ruangan   penyimpanan
arsip. Ruangan penyimpan arsip yang
terbatas   memungkinkan   arsip-arsip
pemohon SKCK tercecer. Belum lagi
bila   arsip-arsip   pemohon   SKCK
tersebut lapuk dimakan waktu. Maka
kesulitan petugas untuk mendapatkan
data   yang   cepat   dan   akurat   pun
bertambah
.
1.2Ruang Lingkup
Batasan-batasan   ruang   lingkup
yang akan dibahas yaitu :
- Objek   :   Kepolisian   Sektor
Cibitung, salah satu Kepolisian
yang   menyediakan   jasa
pembuatan SKCK
- Aplikasi   :   Sistem   yang   kan
dibuat   meliputi   sistem   login
petugas   SKCK,   pembuatan
SKCK   bagi   pemohon   SKCK
baru dan perpanjangan SKCK
dan pembuatan laporan.
Sistem yang diusulkan yaitu sistem
yang   terkomputerisasi   dengan   baik
serta terintegrasi satu sama lain guna
memudahkan   proses   pembuatan
SKCK pada Polsek Cibitung.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Analisis Sistem

Analisis   sistem   adalah   penelitian
atas   sistem   yang   telah   ada   dengan
tujuan untuk merancang  sistem baru
atau   diperbarui.   Tahapan-tahapan
dalam analisis sistem adalah sebagai
berikut :
1. Mengumumkan   penelitian
sistem
2. Mengorganisasikan tim proyek
3. Mendefinisikan   kebutuhan
informasi
4. Mendefinisikan kriteria kinerja
system
5. menyiapkan usulan rancangan
6. Menyetujui   atau   menolak
rancangan proyek
2.2 Perancangan Sistem
Perancangan   sistem   adalah
penentuan   proses   dan   data   yang
diperlukan   oleh   sistem  baru.  Tujuan
dari perancangan sistem adalah untuk
memenuhi kebutuhan pemakai sistem
serta   untuk   memberikan   gambaran
yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap.  Perancangan   sistem
mengandung   dua   pengertian   yaitu
merancang   sistem   yang   baru   dan
memperbaiki   rancangan   sistem   yang
sudah   ada.Langkah-langkah   yang
dilakukan   dalam   tahap   perancangan
sistem yaitu :
- Menyiapkan   rancangan   sistem
yang terinci
- Mengidentifikasi   berbagai
alternatif konfigurasi sistem
- Mengevaluasi berbagai alternatif
konfigurasi sistem
- Memilih konfigurasi terbaik
- Menyiapkan usulan penerapan
- Menyetujui   atau   menolak
penerapan sistem
2.3   Pengertian   Objek   Oriented
Analysis and Design (OOAD)
Menurut   Mathiassen   Object-Oriented   Analysis   and   Design
(OOAD)   adalah   metode   untuk
menganalisa   dan   merancang   sistem
dengan pendekatan berorientasi object.
Object  diartikan sebagai suatu entitas
yang   memiliki   identitas,  state,   dan
behavior.
Pada   analisa,   identitas   sebuah
object menjelaskan bagaimana seorang
user membedakannya dari object lain,
dan  behavior   object  digambarkan
melalui  event  yang   dilakukannya.
Sedangkan pada perancangan, identitas
sebuah  object  digambarkan   dengan
cara   bagaimana  object  lain
mengenalinya sehingga dapat diakses,
dan  behavior  object  digambarkan
dengan operation yang dapat dilakukan
object  tersebut   yang   dapat
mempengaruhi  object  lain   dalam
sistem.
2.4 Prinsip Umum OOAD
- Model the context  :  Sistem yang
bermanfaat sesuai dengan konteks
OOAD.  Emphasize   the
architecture  :  Merupakan
arsitektur   yang   mudah   dipahami
yang   memfasilitasi   kolaborasi
antara designer dan programmer.
- Reuse   Patters  :   Dibangun
berdasarkan   gagasan-gagasan
yang   kuat   dan   komponen
pretested memperbaiki kualitas
sistem   dan   produktivitas   dari
proses development.
- Tailor   the   method   to   suit
specific projects : Setiap usaha
devlopment  masing-masing
mempunyai   tantangan   yang
unik.   OOA&D   harus
disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan   yang   khusus   dari
situasi analisis dan desain yang
diberikan.
2.5 Keuntungan OOAD
1. Menurut   konsep   umum   yang
dapat   digunakan   untuk
memodelkan   hampir   semua
fenomena dan dapat dinyatakan
dalam bahasa umum (natural
language)
- Noun   menjadi   object
atau class
- Verb menjadi behaviour
- Adjective   menjadi
attribute
2. Memberikan   informasi   yang
jelas   tentang  context  dari
sistem
3. Mengurangi   biaya
maintainance
4. Memudahkan   untuk   mencari
hal yang akan diubah
5. Membuat   perubahan   menjadi
lokal   tidak   berpengaruh   pada
modul yang lain.
2.6 Unified Modelling Language
Notasi   UML   dibuat   sebagai
kolaborasi dari Graddy Booch, James
Rumbough,   Rebbecca   Wirfs-Brock,
Peter Yourdon, dan lain-lain. Jacobson
menulis   tentang   pendefinisian
persyaratan-persyaratan   system   yang
disebut   use   case.   Juga
mengembangkan sebuah metode untuk
perancangan   sistem   yang   disebut
Object-Oriented Software Engineering
(OOSE) yang berfokus pada analisis.
Booch, Rumbough, dan Jacobson biasa
disebut   dengan   tiga   sekawan   (tree
amigos).   Semuanya   bekerja   di
Rational   Software   Corporation   dan
berfokus   pada   standarisasi   dan
perbaikan ulang UML.  Simbol UML
mirip dengan Booch, notasi OMT, dan
juga   ada   kemirioan   dengan   notasi
lanilla.
Penggabungan   beberapa   metode
menjadi   UML   dimulai   tahun   1993.
setiap   orang   dari   Rational   mulai
menggabungkan   idenya   dengan
metode-metode   lanilla.   Pada   akhir
tahun 1995 Unified Method versi 8.0
diperkenalkan.   Unified   Method
diperbaiki dan diubah menjadi UML
pada tahun 1996, UML 1.0 disahkan
dan diberikan pada Object Technology
Group (OTG) pada tahun 1997, dan
pada   tahun   itu   juga   beberapa
perusahaan   pengembangan   utama
perangkat lunak mulai mengadopsinya.
Pada tahun yang sama OMG merilis
UML 1.1 sebagai standar industri.
UML   menyediakan   beberapa
diagram   visual   yang   menunjukkan
berbagai   aspek   dalam   sistem,   ada
bebrapa   diagram   yang   disediakan
dalam UML, antara lain :
- Use Case Diagram
- Activity Diagram
- Sequential Diagram
- Collaboration Diagram
- Class Diagram
- Statechart Diagram
- Component Diagram
- Deployment Diagram
3. Metodologi Penelitian
Gambar 3.1 Tahapan-tahapan
penelitian





3.1 Investigasi Sistem
Studi   lapangan   pada   investigasi
sistem   adalah   penulis   melakukan
wawancara langsung dengan  petugas
yang bertugas pada bagian pembuatan
SKCK,   pemohon   yang   sedang
membuat   SKCK,   dan   Pimpinan
Kepolisian (Kapolsek Cibitung) yang
diwakilkan   oleh   wakilnya
(Wakapolsek   Cibitung).   Beberapa
pertanyaan   pada   wawancara   tersebut
adalah :
1. Apakah   tugas   dan   tanggung
jawab   telah   didefinisikan   dan
diterapkan dengan jelas?
2. Apakah   kebijaksanaan   dan
prosedur   telah   dipahami   dan
diikuti?
3. Berapa   banyak   jumlah
pemohon yang mungkin?
4. Berapa   lama   waktu   yang
diperlukan   untuk   mebuat   1
buah SKCK?
5. Data-data   apa   sajakah   yang
diperlukan   dalam   pembuatan
SKCK?
3.1.1 Analisis Sistem yg berjalan
Beberapa   masalah   dalam   proses
pembuatan SKCK di Polsek Cibitung
diantaranya,   pemohon   SKCK   yang
akan   memperpanjang   masa   berlaku
SKCK   harus   membawa   SKCK   asli
mereka.  Sementara   beberapa
perusahaan   atau   instansi   meminta
SKCK asli pemohon ketika pemohon
melamar   kerja.   Pemohon   tidak
mungkin meminta SKCK asli mereka
kepada perusahaan, karena perusahaan
menahan SKCK tersebut sebagai arsip
Jika   pemohon   tidak   bisa
menyerahkan SKCK asli yang pernah
mereka   buat   kepada   petugas,   maka
petugas menganggap pemohon belum
pernah membuat SKCK dan dianggap
sebagai   pemohon   baru.   Sehingga
pemohon   harus   mengikuti   proses
pembuatan   SKCK   dari  awal,   seperti
mengisi formulir, menyerahkan  surat
pengantar   dari   RT   ,   kelurahan,   dan
lain-lain,   sehingga   sangat   menyita
waktu.  Permasalahan   tesebut   terjadi,
karena   tidak   ada   penyimpanan   data
pemohon   SKCK   yang
terkomputerisasi.
Masalah   yang   lain   adalah
pengecekan   data   tindak   pidana.
Pemohon   SKCK   bisa   memperoleh
SKCK   apabila   ia   tidak   terlibat   atau
sedang   terlibat   dalam   suatu   kasus
tindak   pidana,   dan   pengecekan   data
tindak pidana ini memerlukan waktu
yang cukup lama karena harus mencari
berkas pada bagian kriminalitas.
3.2 Analisis Kebutuhan Sistem
FACTOR kriteria yang terdiri dari
6   elemen,   dapat   diuraikan   sebagai
berikut :
- Functionality  :   mencatat   data-data   pemohon   yang   memohon
SKCK   baik   yang   membuat
SKCK   baru   atau   perpanjangan
SKCK   dan   membuat   laporan
data pemohon periode bulanan
- Application   Domain  :   petugas
bagian   pembuatan   SKCK   pada
Polsek Cibitung
- Condition  : Hanya bisa berjalan
jika petugas login dan melakukan
penginputan data pemohon
- Technology  :  Personal
Computer  dengan   spesifikasi
minimal   CPU   Pentium   4   2.6
GHz, RAM 256 MB, Hardisk 80
GB   serta   dilengkapi   dengan
printer.   Sistem   Operasi   yang
digunakan   adalah   Microsoft
Windows   XP,   database
menggunakan   MySQL,   dan
pembuatan   aplikasi
menggunakan   bahasa
pemrograman Java.
- Object  :   pemohon,   petugas,
pimpinan, SKCK, Tindak Pidana
dan Laporan
- Responsibility  :   sebagai   media
antarmuka   (interface)   untuk
penginputan   data   pemohon   ke
database   oleh   petugas   dan
menyediakan   fitur   pembuatan
laporan
3.3 Perancangan Sistem
3.3.1 Skenario Use case
NIP, dan password. Lalu akan dicek
apakah   nama,   NIP,   dan   password
benar.
2. Use Case Pembuatan SKCK
baru
Use Case mengenai penginputkan
data-data pemohon SKCK yang baru
pertama   kali   membuat   SKCK.
Selanjutnya   data-data   tersebut   akan
disimpan dalam database.
3.   Use   Case   Perpanjangan
SKCK
Use   Case   mengenai  pemohon
SKCK   yang   akan   memperpanjang
masa berlaku SKCK mereka.
4. Use   Case   Pembuatan
Laporan
  Use Case mengenai petugas SKCK
yang akan mencetak laporan data diri
pemohon pada periode bulan tertentu.
3.3.2 Aktor
Aktor   utama   adalah   pemohon
SKCK,   petugas   pada   bagian
pembuatan   SKCK,   serta   Pimpinan
dalam hal ini Kepala Polsek Tambun
yang nanti akan memvalidasi SKCK
dan Laporan
1. Use Case Login
Petugas harus login terlebih dahulu
untuk   dapat   mengakses   sistem
pembuatan SKCK. Di halaman login
ini petugas harus memasukkan nama,
 satu orang petugas dapat
membuat satu atau lebih SKCK
- satu orang petugas dapat
membuat satu atau lebih laporan
- satu buah laporan dapat berisi
satu atau lebih data-data
pembuatan SKCK
- petugas harus login untuk masuk
ke sistem
3.3.4 Sequence Diagram
Diagram   sekuensial
menggambarkan   urutan   langkah
yang dilakukan petugas pada saat
menggunakan aplikasi
3.3.3 Class Diagram
Terdapat   enam   buah   kelas   yaitu
class   pemohon,   class   skck,   class
petugas, class login, class laporan dan
class tindak pidana.
- satu orang pemohon memohon satu
buah SKCK
- satu orang pemohon mungkin
mempunyai satu atau lebih catatan
tindak pidana
4. Implementasi
4.1 Perangkat Keras
Sistem ini dapat dijalankan pada
PC   (personal   Computer)   dengan
spesifikasi   minimum   yaitu   CPU
Pentium   4   2.6   GHz,   RAM   256
MB,   Hardisk   80   GB   serta
dilengkapi   dengan   printer   untuk
mencetak dokumen-dokumen yang
diperlukan seperti print out SKCK
dan laporan.
4.2 Software
Sistem ini dibangun menggunakan
bahasa   pemrograman   Java   dan
menggunakan   MySQL   server
sebagai   database,   serta   Windows
XP SP 2 sebagai sistem operasi.
Database
Ada dua database yang digunakan
dalam   Sistem   Pembuatan   SKCK
ini,   yang   pertama   yaitu   database
pembuatan   SKCK   dan   database
kriminalitas,   dan   yang   penulis
fokuskan   adalah   database
pembuatan SKCK
5. Kesimpulan
Pemodelan   sistem   pembuatan
Surat   Keterangan   Catatan
Kepolisian   (SKCK)   merupakan
pengembangan   dari   sistem
pembuatan   SKCK   yang   sedang
berjalan   saat   ini   di   Kepolisian
Sektor Cibitung. Tujuan penelitian
merancang dan membangun sistem
pembuatan SKCK, dengan harapan
sistem   dapat   digunakan   untuk
mempermudah   sistem   pembuatan
SKCK yang telah ada sebelumnya.
6. Referensi
[1] Fatchurrochman, Pemrograman
Visual java Graha Ilmu, 2007.
[2] Abdul Kadir, Konsep dan
Tuntunan Praktis Basis Data Andi,
1998.
[3] Abdul Kadir, Dasar
Pemrograman Java 2 Andi, 2004.
[4] Adi Ternate, Membuat Aplikasi
Database dengan Java 2 Andi,
2007.
[5] Lars Mathiassen, Object
Oriented Analisys and Design
Marko Publisher, 2000.
[6] Jogiyanto Hartono, Analisis
dan desain Sistem Andi, 2005.
[7] Raymond McLeod Jr., Sistem
Informasi Manajemen PT.
Prehalindo, 1998.
[8] Grady Booch et al, The Uni_ed
Modelling Language User Guide
Addison- Wesley, 2000.
[9] Sholiq, Pemodelan Sistem
Informasi Berorientasi Objek
Graha Ilmu, 2006.
[10] Yuniar Supardi, PSistem
Informasi Penjualan dengan Java
PT. Elex Media Komputindo,
2008.
[11] Lintang Yuniar Banowosari,
Sistem Informasi Bidang
Kemahasiswaan dengan Metode
Berorientasi Objek menggunakan
Uni_ed Modelling Language
Universitas Gunadarma, 2006,
ISSN : 1411-6286.
[12] Tri Pudjadi, Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan dan
Penerimaan Kas Pada PT. Batara
Titian Kencana Universitas
Lampung, 2008, ISSN : 978-979-1165-74-7.
[13] _Towards a High Level
System Design Using UML and
Java,
http://wooddes.intranet.gr/papers/k
risp.pdf, 2 April 2009, 10:55

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan Antar Antar Kelas(angga dan syahrul)

Organisasi prosesor, register dan siklus intruksi(decoding, fetching, dan executing) (angga dan syahrul)