ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK STUDI KASUS : PEMBUATAN SKCK PADA POLSEK CIBITUNG(angga dan syahrul)
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi sudah
merambah semua bidang, mulai dari
bidang ekonomi, sosial, budaya,
politik bahkan bidang medis. Salah
satu yang bidang yang juga terambah
adalah bidang yang bergerak pada
pelayanan masyarakat yaitu
Kepolisian. Mulai dari pembuatan
Surat Izin Mengemudi (SIM) sampai
dengan pembuatan STNK secara
online. Namun ada satu pelayanan
yang belum terambah oleh teknologi,
yaitu pembuatan Surat Catatan
Kepolisian (SKCK) yang dahulu
bernama Surat Keterangan Kelakuan
Baik (SKKB). Salah satu Kepolisian
yang menyelenggarakan jasa
pembuatan SKCK adalah Kepolisian
Sektor (Polsek) Cibitung.
Permasalahan yang ada pada
proses pembuatan SKCK pada Polsek
Cibitung adalah sistem yang tersedia
atau ada saat ini kurang mendukung
jalannya pembuatan SKCK secara
efektif dan efisien sebab sistem
pembuatan masih dilakukan secara
manual dan data pemohon tidak
disimpan dalam satu penyimpanan
khusus. Data-data tersebut disimpan
dalam satu ruangan penyimpanan
arsip. Ruangan penyimpan arsip yang
terbatas memungkinkan arsip-arsip
pemohon SKCK tercecer. Belum lagi
bila arsip-arsip pemohon SKCK
tersebut lapuk dimakan waktu. Maka
kesulitan petugas untuk mendapatkan
data yang cepat dan akurat pun
bertambah
.
1.2Ruang Lingkup
Batasan-batasan ruang lingkup
yang akan dibahas yaitu :
- Objek : Kepolisian Sektor
Cibitung, salah satu Kepolisian
yang menyediakan jasa
pembuatan SKCK
- Aplikasi : Sistem yang kan
dibuat meliputi sistem login
petugas SKCK, pembuatan
SKCK bagi pemohon SKCK
baru dan perpanjangan SKCK
dan pembuatan laporan.
Sistem yang diusulkan yaitu sistem
yang terkomputerisasi dengan baik
serta terintegrasi satu sama lain guna
memudahkan proses pembuatan
SKCK pada Polsek Cibitung.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penelitian
atas sistem yang telah ada dengan
tujuan untuk merancang sistem baru
atau diperbarui. Tahapan-tahapan
dalam analisis sistem adalah sebagai
berikut :
1. Mengumumkan penelitian
sistem
2. Mengorganisasikan tim proyek
3. Mendefinisikan kebutuhan
informasi
4. Mendefinisikan kriteria kinerja
system
5. menyiapkan usulan rancangan
6. Menyetujui atau menolak
rancangan proyek
2.2 Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah
penentuan proses dan data yang
diperlukan oleh sistem baru. Tujuan
dari perancangan sistem adalah untuk
memenuhi kebutuhan pemakai sistem
serta untuk memberikan gambaran
yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap. Perancangan sistem
mengandung dua pengertian yaitu
merancang sistem yang baru dan
memperbaiki rancangan sistem yang
sudah ada.Langkah-langkah yang
dilakukan dalam tahap perancangan
sistem yaitu :
- Menyiapkan rancangan sistem
yang terinci
- Mengidentifikasi berbagai
alternatif konfigurasi sistem
- Mengevaluasi berbagai alternatif
konfigurasi sistem
- Memilih konfigurasi terbaik
- Menyiapkan usulan penerapan
- Menyetujui atau menolak
penerapan sistem
2.3 Pengertian Objek Oriented
Analysis and Design (OOAD)
Menurut Mathiassen Object-Oriented Analysis and Design
(OOAD) adalah metode untuk
menganalisa dan merancang sistem
dengan pendekatan berorientasi object.
Object diartikan sebagai suatu entitas
yang memiliki identitas, state, dan
behavior.
Pada analisa, identitas sebuah
object menjelaskan bagaimana seorang
user membedakannya dari object lain,
dan behavior object digambarkan
melalui event yang dilakukannya.
Sedangkan pada perancangan, identitas
sebuah object digambarkan dengan
cara bagaimana object lain
mengenalinya sehingga dapat diakses,
dan behavior object digambarkan
dengan operation yang dapat dilakukan
object tersebut yang dapat
mempengaruhi object lain dalam
sistem.
2.4 Prinsip Umum OOAD
- Model the context : Sistem yang
bermanfaat sesuai dengan konteks
OOAD. Emphasize the
architecture : Merupakan
arsitektur yang mudah dipahami
yang memfasilitasi kolaborasi
antara designer dan programmer.
- Reuse Patters : Dibangun
berdasarkan gagasan-gagasan
yang kuat dan komponen
pretested memperbaiki kualitas
sistem dan produktivitas dari
proses development.
- Tailor the method to suit
specific projects : Setiap usaha
devlopment masing-masing
mempunyai tantangan yang
unik. OOA&D harus
disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang khusus dari
situasi analisis dan desain yang
diberikan.
2.5 Keuntungan OOAD
1. Menurut konsep umum yang
dapat digunakan untuk
memodelkan hampir semua
fenomena dan dapat dinyatakan
dalam bahasa umum (natural
language)
- Noun menjadi object
atau class
- Verb menjadi behaviour
- Adjective menjadi
attribute
2. Memberikan informasi yang
jelas tentang context dari
sistem
3. Mengurangi biaya
maintainance
4. Memudahkan untuk mencari
hal yang akan diubah
5. Membuat perubahan menjadi
lokal tidak berpengaruh pada
modul yang lain.
2.6 Unified Modelling Language
Notasi UML dibuat sebagai
kolaborasi dari Graddy Booch, James
Rumbough, Rebbecca Wirfs-Brock,
Peter Yourdon, dan lain-lain. Jacobson
menulis tentang pendefinisian
persyaratan-persyaratan system yang
disebut use case. Juga
mengembangkan sebuah metode untuk
perancangan sistem yang disebut
Object-Oriented Software Engineering
(OOSE) yang berfokus pada analisis.
Booch, Rumbough, dan Jacobson biasa
disebut dengan tiga sekawan (tree
amigos). Semuanya bekerja di
Rational Software Corporation dan
berfokus pada standarisasi dan
perbaikan ulang UML. Simbol UML
mirip dengan Booch, notasi OMT, dan
juga ada kemirioan dengan notasi
lanilla.
Penggabungan beberapa metode
menjadi UML dimulai tahun 1993.
setiap orang dari Rational mulai
menggabungkan idenya dengan
metode-metode lanilla. Pada akhir
tahun 1995 Unified Method versi 8.0
diperkenalkan. Unified Method
diperbaiki dan diubah menjadi UML
pada tahun 1996, UML 1.0 disahkan
dan diberikan pada Object Technology
Group (OTG) pada tahun 1997, dan
pada tahun itu juga beberapa
perusahaan pengembangan utama
perangkat lunak mulai mengadopsinya.
Pada tahun yang sama OMG merilis
UML 1.1 sebagai standar industri.
UML menyediakan beberapa
diagram visual yang menunjukkan
berbagai aspek dalam sistem, ada
bebrapa diagram yang disediakan
dalam UML, antara lain :
- Use Case Diagram
- Activity Diagram
- Sequential Diagram
- Collaboration Diagram
- Class Diagram
- Statechart Diagram
- Component Diagram
- Deployment Diagram
3. Metodologi Penelitian
Gambar 3.1 Tahapan-tahapan
penelitian
3.1 Investigasi Sistem
Studi lapangan pada investigasi
sistem adalah penulis melakukan
wawancara langsung dengan petugas
yang bertugas pada bagian pembuatan
SKCK, pemohon yang sedang
membuat SKCK, dan Pimpinan
Kepolisian (Kapolsek Cibitung) yang
diwakilkan oleh wakilnya
(Wakapolsek Cibitung). Beberapa
pertanyaan pada wawancara tersebut
adalah :
1. Apakah tugas dan tanggung
jawab telah didefinisikan dan
diterapkan dengan jelas?
2. Apakah kebijaksanaan dan
prosedur telah dipahami dan
diikuti?
3. Berapa banyak jumlah
pemohon yang mungkin?
4. Berapa lama waktu yang
diperlukan untuk mebuat 1
buah SKCK?
5. Data-data apa sajakah yang
diperlukan dalam pembuatan
SKCK?
3.1.1 Analisis Sistem yg berjalan
Beberapa masalah dalam proses
pembuatan SKCK di Polsek Cibitung
diantaranya, pemohon SKCK yang
akan memperpanjang masa berlaku
SKCK harus membawa SKCK asli
mereka. Sementara beberapa
perusahaan atau instansi meminta
SKCK asli pemohon ketika pemohon
melamar kerja. Pemohon tidak
mungkin meminta SKCK asli mereka
kepada perusahaan, karena perusahaan
menahan SKCK tersebut sebagai arsip
Jika pemohon tidak bisa
menyerahkan SKCK asli yang pernah
mereka buat kepada petugas, maka
petugas menganggap pemohon belum
pernah membuat SKCK dan dianggap
sebagai pemohon baru. Sehingga
pemohon harus mengikuti proses
pembuatan SKCK dari awal, seperti
mengisi formulir, menyerahkan surat
pengantar dari RT , kelurahan, dan
lain-lain, sehingga sangat menyita
waktu. Permasalahan tesebut terjadi,
karena tidak ada penyimpanan data
pemohon SKCK yang
terkomputerisasi.
Masalah yang lain adalah
pengecekan data tindak pidana.
Pemohon SKCK bisa memperoleh
SKCK apabila ia tidak terlibat atau
sedang terlibat dalam suatu kasus
tindak pidana, dan pengecekan data
tindak pidana ini memerlukan waktu
yang cukup lama karena harus mencari
berkas pada bagian kriminalitas.
3.2 Analisis Kebutuhan Sistem
FACTOR kriteria yang terdiri dari
6 elemen, dapat diuraikan sebagai
berikut :
- Functionality : mencatat data-data pemohon yang memohon
SKCK baik yang membuat
SKCK baru atau perpanjangan
SKCK dan membuat laporan
data pemohon periode bulanan
- Application Domain : petugas
bagian pembuatan SKCK pada
Polsek Cibitung
- Condition : Hanya bisa berjalan
jika petugas login dan melakukan
penginputan data pemohon
- Technology : Personal
Computer dengan spesifikasi
minimal CPU Pentium 4 2.6
GHz, RAM 256 MB, Hardisk 80
GB serta dilengkapi dengan
printer. Sistem Operasi yang
digunakan adalah Microsoft
Windows XP, database
menggunakan MySQL, dan
pembuatan aplikasi
menggunakan bahasa
pemrograman Java.
- Object : pemohon, petugas,
pimpinan, SKCK, Tindak Pidana
dan Laporan
- Responsibility : sebagai media
antarmuka (interface) untuk
penginputan data pemohon ke
database oleh petugas dan
menyediakan fitur pembuatan
laporan
3.3 Perancangan Sistem
3.3.1 Skenario Use case
NIP, dan password. Lalu akan dicek
apakah nama, NIP, dan password
benar.
2. Use Case Pembuatan SKCK
baru
Use Case mengenai penginputkan
data-data pemohon SKCK yang baru
pertama kali membuat SKCK.
Selanjutnya data-data tersebut akan
disimpan dalam database.
3. Use Case Perpanjangan
SKCK
Use Case mengenai pemohon
SKCK yang akan memperpanjang
masa berlaku SKCK mereka.
4. Use Case Pembuatan
Laporan
Use Case mengenai petugas SKCK
yang akan mencetak laporan data diri
pemohon pada periode bulan tertentu.
3.3.2 Aktor
Aktor utama adalah pemohon
SKCK, petugas pada bagian
pembuatan SKCK, serta Pimpinan
dalam hal ini Kepala Polsek Tambun
yang nanti akan memvalidasi SKCK
dan Laporan
1. Use Case Login
Petugas harus login terlebih dahulu
untuk dapat mengakses sistem
pembuatan SKCK. Di halaman login
ini petugas harus memasukkan nama,
satu orang petugas dapat
membuat satu atau lebih SKCK
- satu orang petugas dapat
membuat satu atau lebih laporan
- satu buah laporan dapat berisi
satu atau lebih data-data
pembuatan SKCK
- petugas harus login untuk masuk
ke sistem
3.3.4 Sequence Diagram
Diagram sekuensial
menggambarkan urutan langkah
yang dilakukan petugas pada saat
menggunakan aplikasi
3.3.3 Class Diagram
Terdapat enam buah kelas yaitu
class pemohon, class skck, class
petugas, class login, class laporan dan
class tindak pidana.
- satu orang pemohon memohon satu
buah SKCK
- satu orang pemohon mungkin
mempunyai satu atau lebih catatan
tindak pidana
4. Implementasi
4.1 Perangkat Keras
Sistem ini dapat dijalankan pada
PC (personal Computer) dengan
spesifikasi minimum yaitu CPU
Pentium 4 2.6 GHz, RAM 256
MB, Hardisk 80 GB serta
dilengkapi dengan printer untuk
mencetak dokumen-dokumen yang
diperlukan seperti print out SKCK
dan laporan.
4.2 Software
Sistem ini dibangun menggunakan
bahasa pemrograman Java dan
menggunakan MySQL server
sebagai database, serta Windows
XP SP 2 sebagai sistem operasi.
Database
Ada dua database yang digunakan
dalam Sistem Pembuatan SKCK
ini, yang pertama yaitu database
pembuatan SKCK dan database
kriminalitas, dan yang penulis
fokuskan adalah database
pembuatan SKCK
5. Kesimpulan
Pemodelan sistem pembuatan
Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (SKCK) merupakan
pengembangan dari sistem
pembuatan SKCK yang sedang
berjalan saat ini di Kepolisian
Sektor Cibitung. Tujuan penelitian
merancang dan membangun sistem
pembuatan SKCK, dengan harapan
sistem dapat digunakan untuk
mempermudah sistem pembuatan
SKCK yang telah ada sebelumnya.
6. Referensi
[1] Fatchurrochman, Pemrograman
Visual java Graha Ilmu, 2007.
[2] Abdul Kadir, Konsep dan
Tuntunan Praktis Basis Data Andi,
1998.
[3] Abdul Kadir, Dasar
Pemrograman Java 2 Andi, 2004.
[4] Adi Ternate, Membuat Aplikasi
Database dengan Java 2 Andi,
2007.
[5] Lars Mathiassen, Object
Oriented Analisys and Design
Marko Publisher, 2000.
[6] Jogiyanto Hartono, Analisis
dan desain Sistem Andi, 2005.
[7] Raymond McLeod Jr., Sistem
Informasi Manajemen PT.
Prehalindo, 1998.
[8] Grady Booch et al, The Uni_ed
Modelling Language User Guide
Addison- Wesley, 2000.
[9] Sholiq, Pemodelan Sistem
Informasi Berorientasi Objek
Graha Ilmu, 2006.
[10] Yuniar Supardi, PSistem
Informasi Penjualan dengan Java
PT. Elex Media Komputindo,
2008.
[11] Lintang Yuniar Banowosari,
Sistem Informasi Bidang
Kemahasiswaan dengan Metode
Berorientasi Objek menggunakan
Uni_ed Modelling Language
Universitas Gunadarma, 2006,
ISSN : 1411-6286.
[12] Tri Pudjadi, Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan dan
Penerimaan Kas Pada PT. Batara
Titian Kencana Universitas
Lampung, 2008, ISSN : 978-979-1165-74-7.
[13] _Towards a High Level
System Design Using UML and
Java,
http://wooddes.intranet.gr/papers/k
risp.pdf, 2 April 2009, 10:55
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi sudah
merambah semua bidang, mulai dari
bidang ekonomi, sosial, budaya,
politik bahkan bidang medis. Salah
satu yang bidang yang juga terambah
adalah bidang yang bergerak pada
pelayanan masyarakat yaitu
Kepolisian. Mulai dari pembuatan
Surat Izin Mengemudi (SIM) sampai
dengan pembuatan STNK secara
online. Namun ada satu pelayanan
yang belum terambah oleh teknologi,
yaitu pembuatan Surat Catatan
Kepolisian (SKCK) yang dahulu
bernama Surat Keterangan Kelakuan
Baik (SKKB). Salah satu Kepolisian
yang menyelenggarakan jasa
pembuatan SKCK adalah Kepolisian
Sektor (Polsek) Cibitung.
Permasalahan yang ada pada
proses pembuatan SKCK pada Polsek
Cibitung adalah sistem yang tersedia
atau ada saat ini kurang mendukung
jalannya pembuatan SKCK secara
efektif dan efisien sebab sistem
pembuatan masih dilakukan secara
manual dan data pemohon tidak
disimpan dalam satu penyimpanan
khusus. Data-data tersebut disimpan
dalam satu ruangan penyimpanan
arsip. Ruangan penyimpan arsip yang
terbatas memungkinkan arsip-arsip
pemohon SKCK tercecer. Belum lagi
bila arsip-arsip pemohon SKCK
tersebut lapuk dimakan waktu. Maka
kesulitan petugas untuk mendapatkan
data yang cepat dan akurat pun
bertambah
.
1.2Ruang Lingkup
Batasan-batasan ruang lingkup
yang akan dibahas yaitu :
- Objek : Kepolisian Sektor
Cibitung, salah satu Kepolisian
yang menyediakan jasa
pembuatan SKCK
- Aplikasi : Sistem yang kan
dibuat meliputi sistem login
petugas SKCK, pembuatan
SKCK bagi pemohon SKCK
baru dan perpanjangan SKCK
dan pembuatan laporan.
Sistem yang diusulkan yaitu sistem
yang terkomputerisasi dengan baik
serta terintegrasi satu sama lain guna
memudahkan proses pembuatan
SKCK pada Polsek Cibitung.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penelitian
atas sistem yang telah ada dengan
tujuan untuk merancang sistem baru
atau diperbarui. Tahapan-tahapan
dalam analisis sistem adalah sebagai
berikut :
1. Mengumumkan penelitian
sistem
2. Mengorganisasikan tim proyek
3. Mendefinisikan kebutuhan
informasi
4. Mendefinisikan kriteria kinerja
system
5. menyiapkan usulan rancangan
6. Menyetujui atau menolak
rancangan proyek
2.2 Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah
penentuan proses dan data yang
diperlukan oleh sistem baru. Tujuan
dari perancangan sistem adalah untuk
memenuhi kebutuhan pemakai sistem
serta untuk memberikan gambaran
yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap. Perancangan sistem
mengandung dua pengertian yaitu
merancang sistem yang baru dan
memperbaiki rancangan sistem yang
sudah ada.Langkah-langkah yang
dilakukan dalam tahap perancangan
sistem yaitu :
- Menyiapkan rancangan sistem
yang terinci
- Mengidentifikasi berbagai
alternatif konfigurasi sistem
- Mengevaluasi berbagai alternatif
konfigurasi sistem
- Memilih konfigurasi terbaik
- Menyiapkan usulan penerapan
- Menyetujui atau menolak
penerapan sistem
2.3 Pengertian Objek Oriented
Analysis and Design (OOAD)
Menurut Mathiassen Object-Oriented Analysis and Design
(OOAD) adalah metode untuk
menganalisa dan merancang sistem
dengan pendekatan berorientasi object.
Object diartikan sebagai suatu entitas
yang memiliki identitas, state, dan
behavior.
Pada analisa, identitas sebuah
object menjelaskan bagaimana seorang
user membedakannya dari object lain,
dan behavior object digambarkan
melalui event yang dilakukannya.
Sedangkan pada perancangan, identitas
sebuah object digambarkan dengan
cara bagaimana object lain
mengenalinya sehingga dapat diakses,
dan behavior object digambarkan
dengan operation yang dapat dilakukan
object tersebut yang dapat
mempengaruhi object lain dalam
sistem.
2.4 Prinsip Umum OOAD
- Model the context : Sistem yang
bermanfaat sesuai dengan konteks
OOAD. Emphasize the
architecture : Merupakan
arsitektur yang mudah dipahami
yang memfasilitasi kolaborasi
antara designer dan programmer.
- Reuse Patters : Dibangun
berdasarkan gagasan-gagasan
yang kuat dan komponen
pretested memperbaiki kualitas
sistem dan produktivitas dari
proses development.
- Tailor the method to suit
specific projects : Setiap usaha
devlopment masing-masing
mempunyai tantangan yang
unik. OOA&D harus
disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang khusus dari
situasi analisis dan desain yang
diberikan.
2.5 Keuntungan OOAD
1. Menurut konsep umum yang
dapat digunakan untuk
memodelkan hampir semua
fenomena dan dapat dinyatakan
dalam bahasa umum (natural
language)
- Noun menjadi object
atau class
- Verb menjadi behaviour
- Adjective menjadi
attribute
2. Memberikan informasi yang
jelas tentang context dari
sistem
3. Mengurangi biaya
maintainance
4. Memudahkan untuk mencari
hal yang akan diubah
5. Membuat perubahan menjadi
lokal tidak berpengaruh pada
modul yang lain.
2.6 Unified Modelling Language
Notasi UML dibuat sebagai
kolaborasi dari Graddy Booch, James
Rumbough, Rebbecca Wirfs-Brock,
Peter Yourdon, dan lain-lain. Jacobson
menulis tentang pendefinisian
persyaratan-persyaratan system yang
disebut use case. Juga
mengembangkan sebuah metode untuk
perancangan sistem yang disebut
Object-Oriented Software Engineering
(OOSE) yang berfokus pada analisis.
Booch, Rumbough, dan Jacobson biasa
disebut dengan tiga sekawan (tree
amigos). Semuanya bekerja di
Rational Software Corporation dan
berfokus pada standarisasi dan
perbaikan ulang UML. Simbol UML
mirip dengan Booch, notasi OMT, dan
juga ada kemirioan dengan notasi
lanilla.
Penggabungan beberapa metode
menjadi UML dimulai tahun 1993.
setiap orang dari Rational mulai
menggabungkan idenya dengan
metode-metode lanilla. Pada akhir
tahun 1995 Unified Method versi 8.0
diperkenalkan. Unified Method
diperbaiki dan diubah menjadi UML
pada tahun 1996, UML 1.0 disahkan
dan diberikan pada Object Technology
Group (OTG) pada tahun 1997, dan
pada tahun itu juga beberapa
perusahaan pengembangan utama
perangkat lunak mulai mengadopsinya.
Pada tahun yang sama OMG merilis
UML 1.1 sebagai standar industri.
UML menyediakan beberapa
diagram visual yang menunjukkan
berbagai aspek dalam sistem, ada
bebrapa diagram yang disediakan
dalam UML, antara lain :
- Use Case Diagram
- Activity Diagram
- Sequential Diagram
- Collaboration Diagram
- Class Diagram
- Statechart Diagram
- Component Diagram
- Deployment Diagram
3. Metodologi Penelitian
Gambar 3.1 Tahapan-tahapan
penelitian
3.1 Investigasi Sistem
Studi lapangan pada investigasi
sistem adalah penulis melakukan
wawancara langsung dengan petugas
yang bertugas pada bagian pembuatan
SKCK, pemohon yang sedang
membuat SKCK, dan Pimpinan
Kepolisian (Kapolsek Cibitung) yang
diwakilkan oleh wakilnya
(Wakapolsek Cibitung). Beberapa
pertanyaan pada wawancara tersebut
adalah :
1. Apakah tugas dan tanggung
jawab telah didefinisikan dan
diterapkan dengan jelas?
2. Apakah kebijaksanaan dan
prosedur telah dipahami dan
diikuti?
3. Berapa banyak jumlah
pemohon yang mungkin?
4. Berapa lama waktu yang
diperlukan untuk mebuat 1
buah SKCK?
5. Data-data apa sajakah yang
diperlukan dalam pembuatan
SKCK?
3.1.1 Analisis Sistem yg berjalan
Beberapa masalah dalam proses
pembuatan SKCK di Polsek Cibitung
diantaranya, pemohon SKCK yang
akan memperpanjang masa berlaku
SKCK harus membawa SKCK asli
mereka. Sementara beberapa
perusahaan atau instansi meminta
SKCK asli pemohon ketika pemohon
melamar kerja. Pemohon tidak
mungkin meminta SKCK asli mereka
kepada perusahaan, karena perusahaan
menahan SKCK tersebut sebagai arsip
Jika pemohon tidak bisa
menyerahkan SKCK asli yang pernah
mereka buat kepada petugas, maka
petugas menganggap pemohon belum
pernah membuat SKCK dan dianggap
sebagai pemohon baru. Sehingga
pemohon harus mengikuti proses
pembuatan SKCK dari awal, seperti
mengisi formulir, menyerahkan surat
pengantar dari RT , kelurahan, dan
lain-lain, sehingga sangat menyita
waktu. Permasalahan tesebut terjadi,
karena tidak ada penyimpanan data
pemohon SKCK yang
terkomputerisasi.
Masalah yang lain adalah
pengecekan data tindak pidana.
Pemohon SKCK bisa memperoleh
SKCK apabila ia tidak terlibat atau
sedang terlibat dalam suatu kasus
tindak pidana, dan pengecekan data
tindak pidana ini memerlukan waktu
yang cukup lama karena harus mencari
berkas pada bagian kriminalitas.
3.2 Analisis Kebutuhan Sistem
FACTOR kriteria yang terdiri dari
6 elemen, dapat diuraikan sebagai
berikut :
- Functionality : mencatat data-data pemohon yang memohon
SKCK baik yang membuat
SKCK baru atau perpanjangan
SKCK dan membuat laporan
data pemohon periode bulanan
- Application Domain : petugas
bagian pembuatan SKCK pada
Polsek Cibitung
- Condition : Hanya bisa berjalan
jika petugas login dan melakukan
penginputan data pemohon
- Technology : Personal
Computer dengan spesifikasi
minimal CPU Pentium 4 2.6
GHz, RAM 256 MB, Hardisk 80
GB serta dilengkapi dengan
printer. Sistem Operasi yang
digunakan adalah Microsoft
Windows XP, database
menggunakan MySQL, dan
pembuatan aplikasi
menggunakan bahasa
pemrograman Java.
- Object : pemohon, petugas,
pimpinan, SKCK, Tindak Pidana
dan Laporan
- Responsibility : sebagai media
antarmuka (interface) untuk
penginputan data pemohon ke
database oleh petugas dan
menyediakan fitur pembuatan
laporan
3.3 Perancangan Sistem
3.3.1 Skenario Use case
NIP, dan password. Lalu akan dicek
apakah nama, NIP, dan password
benar.
2. Use Case Pembuatan SKCK
baru
Use Case mengenai penginputkan
data-data pemohon SKCK yang baru
pertama kali membuat SKCK.
Selanjutnya data-data tersebut akan
disimpan dalam database.
3. Use Case Perpanjangan
SKCK
Use Case mengenai pemohon
SKCK yang akan memperpanjang
masa berlaku SKCK mereka.
4. Use Case Pembuatan
Laporan
Use Case mengenai petugas SKCK
yang akan mencetak laporan data diri
pemohon pada periode bulan tertentu.
3.3.2 Aktor
Aktor utama adalah pemohon
SKCK, petugas pada bagian
pembuatan SKCK, serta Pimpinan
dalam hal ini Kepala Polsek Tambun
yang nanti akan memvalidasi SKCK
dan Laporan
1. Use Case Login
Petugas harus login terlebih dahulu
untuk dapat mengakses sistem
pembuatan SKCK. Di halaman login
ini petugas harus memasukkan nama,
satu orang petugas dapat
membuat satu atau lebih SKCK
- satu orang petugas dapat
membuat satu atau lebih laporan
- satu buah laporan dapat berisi
satu atau lebih data-data
pembuatan SKCK
- petugas harus login untuk masuk
ke sistem
3.3.4 Sequence Diagram
Diagram sekuensial
menggambarkan urutan langkah
yang dilakukan petugas pada saat
menggunakan aplikasi
3.3.3 Class Diagram
Terdapat enam buah kelas yaitu
class pemohon, class skck, class
petugas, class login, class laporan dan
class tindak pidana.
- satu orang pemohon memohon satu
buah SKCK
- satu orang pemohon mungkin
mempunyai satu atau lebih catatan
tindak pidana
4. Implementasi
4.1 Perangkat Keras
Sistem ini dapat dijalankan pada
PC (personal Computer) dengan
spesifikasi minimum yaitu CPU
Pentium 4 2.6 GHz, RAM 256
MB, Hardisk 80 GB serta
dilengkapi dengan printer untuk
mencetak dokumen-dokumen yang
diperlukan seperti print out SKCK
dan laporan.
4.2 Software
Sistem ini dibangun menggunakan
bahasa pemrograman Java dan
menggunakan MySQL server
sebagai database, serta Windows
XP SP 2 sebagai sistem operasi.
Database
Ada dua database yang digunakan
dalam Sistem Pembuatan SKCK
ini, yang pertama yaitu database
pembuatan SKCK dan database
kriminalitas, dan yang penulis
fokuskan adalah database
pembuatan SKCK
5. Kesimpulan
Pemodelan sistem pembuatan
Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (SKCK) merupakan
pengembangan dari sistem
pembuatan SKCK yang sedang
berjalan saat ini di Kepolisian
Sektor Cibitung. Tujuan penelitian
merancang dan membangun sistem
pembuatan SKCK, dengan harapan
sistem dapat digunakan untuk
mempermudah sistem pembuatan
SKCK yang telah ada sebelumnya.
6. Referensi
[1] Fatchurrochman, Pemrograman
Visual java Graha Ilmu, 2007.
[2] Abdul Kadir, Konsep dan
Tuntunan Praktis Basis Data Andi,
1998.
[3] Abdul Kadir, Dasar
Pemrograman Java 2 Andi, 2004.
[4] Adi Ternate, Membuat Aplikasi
Database dengan Java 2 Andi,
2007.
[5] Lars Mathiassen, Object
Oriented Analisys and Design
Marko Publisher, 2000.
[6] Jogiyanto Hartono, Analisis
dan desain Sistem Andi, 2005.
[7] Raymond McLeod Jr., Sistem
Informasi Manajemen PT.
Prehalindo, 1998.
[8] Grady Booch et al, The Uni_ed
Modelling Language User Guide
Addison- Wesley, 2000.
[9] Sholiq, Pemodelan Sistem
Informasi Berorientasi Objek
Graha Ilmu, 2006.
[10] Yuniar Supardi, PSistem
Informasi Penjualan dengan Java
PT. Elex Media Komputindo,
2008.
[11] Lintang Yuniar Banowosari,
Sistem Informasi Bidang
Kemahasiswaan dengan Metode
Berorientasi Objek menggunakan
Uni_ed Modelling Language
Universitas Gunadarma, 2006,
ISSN : 1411-6286.
[12] Tri Pudjadi, Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan dan
Penerimaan Kas Pada PT. Batara
Titian Kencana Universitas
Lampung, 2008, ISSN : 978-979-1165-74-7.
[13] _Towards a High Level
System Design Using UML and
Java,
http://wooddes.intranet.gr/papers/k
risp.pdf, 2 April 2009, 10:55
Komentar
Posting Komentar